Kamis, 15 November 2012

Hafalan Shalat Delisha



Subhanallah,  1 kata buat film ini “ amazing”.  Tentu tidak berlebihan jika saya sangat memuji film ini disaat masih minimnya film2 Indonesia yang berkualitas. Walaupun masih ada beberapa hal yang kurang dari film ini namun sungguh tidak mengurangi  syahdunya jalan cerita.   


Dan ternyata film ini diangkat dari salah satu nover laris  Tere Liye. Yah, nama itu tidak akrab ditelingaku secara aku bukan penggemar novel.  Entah kenapa aku tidak bisa betah berlama2 membaca novel.

Ada beberapa poin yang sangat memberikan kesan dari film ini ;
a   - Sountrack film yang banyak diiringi lagu2 bernuansa Aceh sungguh sangat menambah pikat film ini.
b   - Lagu Ibu yang dinyanyikan Rafly Kande sangat menyentuh ( 2 thumbs for the lyric & melody. Its such a beautiful  song”) ketika mendengar lagu ini sungguh yg kurasakan aku ingin cepat pulang ke rumah dan memeluk Ibu.
     (“Ibu terima kasih atas pengorbanan & pengabdianmu , Maaf aku masih tidak bisa memberikan yang terbaik untukmu”).
c   - Sungguh merupakan ketabahan yang luar biasa bagi seorang gadis kecil setelah tertempa bencana Tsunami , dia kehilangan Ibu dan ketiga orang  kakaknya bahkah kakinya harus diamputasi namun dia masih bisa memberikan senyum keikhlasan atas cobaan yang dihadapinya. 
-    

 Rafly Kande  (Ost. Hafalan Shalat Delisha)

 ...Ibu...

Lembut kukenang, kasihmu ibu..
Di dalam hati, ku kini menanggung rindu
Kau tabur kasih seumur masa…
Bergetar syahdu, oh di dalam hatiku

Sembilan bulanku dalam rahimmu…
Bersusah payah oh ibu jaga diriku
 Sakit dan lelah tak kau hiraukan…
demi diriku, oh ibu.. buah hatimu

Tiada ku mampu… membalas jasamu…
Hanyalah doa oh di setiap waktu
oh ibu, tak henti kuharapkan doamu
oh ibu tak henti kuharapkan doamu… mengalir di setiap nafasku
Mengalir di setiap nafasku.. … ibuu…
ibuu…. Ibuuuu…..

Lembut kukenang, kasihmu ibu
Di dalam hati,ku kini menanggung rindu
Kau tabur kasih seumur masa..
bergetar syahdu, oh di dalam hatiku

Indah bercanda denganmu ibu
di dalam hati ku kini slalu merindu
Sakit dan lelah tak kau hiraukan
Demi diriku, oh ibu buah hatimu

Tiada ku mampu… membalas jasamu…
Hanyalah doa oh di setiap waktu
oh ibu, tak henti kuharapkan doamu
oh ibu tak henti kuharapkan doamu… mengalir di setiap nafasku
Mengalir di setiap nafasku.. … Ibuu…
Ibuu…. Ibuuuu…..

“Allahummafir lii wali waalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa”

                                                                       
                                                                                    (@Palaran Office)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar