Asma Nadia, merupakan salah satu penulis terkenal dan saya banyak baca bukunya sejak SMA. Karena banyak tulisannya yang cocok dengan kalangan anak mushola.
Membaca buku Assalamu'alaikum Beijing banyak hal - hal yang saya suka diantaranya adalah bagaimana sikap Asma menghadapi kejujuran dari Dewa. Asma tidak marah saat mengetahui bahwa Dewa telah menyeleweng dengan wanita lain. Dengan sabar dan tenangnya dia menyuruh Dewa menikah dengan wanita lain. Padahal pernikahan telah diambang mata dan persiapan telah dilakukan menjelang hari H. Tapi apalah kata ternyata mereka tidak berjodoh. Hingga pergilah Asma ke Beijing dalam rangka memenuhi tugas dari kantor. Disinilah dia dipertemukan dengan seorang laki - laki asli keturunan China yang beragama non Islam. Ternyata melalui perantaraan Asma, turun hidayah Allah hingga membuatnya masuk Islam dan kemudian mempersunting Asma. Dianggapnya Asma merupakan wanita cerdas, cantik dan bersahaja.
Di buku ini kita diajarkan untuk tidak berputus asa atas rahmah Allah swt akan cinta sejati. Cinta memang benar adanya. Cinta yang menerima apa adanya dan cinta yang bukan berdasar akan kecantikan paras semata. Cinta yang sanggup mendampingi kekasih untuk melalui masa susah dan sanggup menunggu dalam penantian panjang.
Aku jadi berfikir megapa kita harus bersusah payah memikirkan jodoh ? Nama pasangan kita, pemilik tulang rusuk kita telah ada di Lauh Mahfudz. Siapa yang tahu esok, lusa atau nanti dia akan tiba - tiba datang dan melamar kita ? Jadi ingat kisah teman saya yang baru putusan dari pacarnya setelah memadu kasih hingga bertahun - tahun lamanya. Namun ternyata selang sebulan kemudian dia sedang menyiapkan proses pernikahannya dengan seorang PNS. Proses persiapan itu hanya memakan waktu 3 minggu lengkap dengan proses lamaran, ketemu orang tua dan hingga akhirnya pelaminan.
Tapi ya benar apa kata Sekar di Buku Assalamu'alaikum Beijing bahwa Jodoh sih ga kemana. Tapi tetap harus dikejar. Harus ada ikhtiarnya. Tetapi ikhtiar semoga bukan dengan pacaran. :)
Ada beberapa quotes yang saya suka ;
Tak sembarang hati aku buka pintu hati bagi arjuna si penyendiri atau buat romeo si lemah hati"
Sebab getaran hati memilih frekuensinya sendiri